Profil Kelompok Tani Lewowerang


Kelompok Tani Lewowerang (KTL) selaku salah satu lembaga pelayanan ekonomi masyarakat yang selama ini telah berpartisipasi membantu mengurus tenaga kerja, perkiosan, simpanan dan pinjaman tenaga kerja telah  tumbuh dan berkembang di masyarakat serta mengambil bagian penting dalam pemberdayaan usaha mikro dilingkungannya. 

Anggota KTL terdiri dari Pokmas-pokmas Tani, kelompok perempuan, kelompok tukang dan orang perorangan. Adapun beberapa jasa layanan yang KTL berikan selama ini:

Penyertaan Modal Usaha 
KTL tidak melayani pinjaman konsumsi, tidak juga pinjaman investasi. Jika ada anggota yang hendak membuka usaha, dan membutuhkan uang untuk tambahan modal, KTL akan memberinya sebagai penyertaan modal. Atas penyertaan modalnya itu, KTL memberikan asistensi soal manajemen usaha. Dengan sistem penyertaan modal dan assistensi manajemen, usaha rakyat menjadi lebih mungkin untuk sukses. Sering kali rakyat gagal menjalankan usaha karena tidak memiliki cukup pengetahuan manajemen. Selain itu, sistem penyertaan modal menghindari kecemburuan sosial dan persaingan yang tidak perlu, karena dengan sistem ini, usaha seorang anggota sebenarnya merupakan usaha kolektif. Laba usaha yang menjadi bagian koperasi akan dibagi sebagai Sisa Hasil Usaha SHU kepada anggota KTL. 

Simpan PinjamTenaga Kerja 
Anggota yang membutuhkan uang untuk mengupah pekerja saat membuka kebun atau membangun rumah dapat membuka pinjaman di KTL. Tetapi bukan uang tunai yang anggota bawa pulang. KTL akan mengirimkan tenaga kerja (serta bahan pertanian, pupuk, racun dll). Jika anggota yang sedang membangun rumah ini kemudian terlibat sebagai tenaga kerja di pekerjaan anggota lainnya, ia bisa saja tidak mengeluarkan uang sama sekali untuk melunasi pinjamannya, karena pinjaman itu dicicil dari upah kerjanya. Saat ini sudah ada sekitar belasan rumah anggota yang pembangunannya ditangani KTL. Beberapa anggota yang rumahnya dibangun itu adalah TKI yang berada di perantauan diantaranya di Malaysia dan  di Papua.
  
Pembelian Hasil Komoditi Anggota 
Selama ini KTL membeli mete dari anggota dengan harga lebih tinggi dari harga yang ditawarkan pada tengkulak atau operator pedangang besar dari Larantuka dan Maumere. Tahun kemarin, ketika rata-rata harga beli mente di tingkat petani Rp 10.000, KTL justru bersedia membeli pada harga Rp 11.000. Oleh koperasi, mente dicarikan pembelinya, dijual dengan harga Rp 12.000. Keuntungan Rp 1.000, dibagi dua, Rp 750 menjadi hak anggota (pemilik mente), dan Rp 250 merupakan upah manajemen. Tahun 2011 ini, dampak dari kehadiran KTL adalah mempertahankan harga beli mente di Adonara Rp 12.000 selama 3 bulan, ketika di tempat lain harga telah jatuh Rp 10.000 per kg. 

Kios KTL 
KTL memiliki kios di kantor, dahulu kios ini hanya menjadi gudang atau tempat distribusi. Ujung tombak pemasaran adalah kios-kios milik angggota. Tetapi karena persoalan pembukuan (pencatatan keuangan) yang kurang tertib, barang-barang koperasi untuk sementara  tidak lagi dititipkan di kios anggota. Anggota yang kesulitan uang membeli pangan dapat membuka pinjaman di koperasi dan mengambil beras di kios KTL.
  1. Tabungan pendidikan untuk kebutuhan membiayai sekolah anak. 
  2. Group Pemadam Kebakaran. Untuk mengatasi kebakaran lahan dan hutan , KTL memfasilitasi group pemadam kebakaran yang anggotanya berasal dari anggota KTL.
Selanjutnya dalam peningkatan ekonomi masyarakat, pada tahun 2012 ini Kelompok Tani Lewowerang  berniat memperkuat  jaringan kelembagaan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan. Maksud dari pelatihan ini adalah :

  1. Meningkatan kemampuan dalam hal pengelolaan management. 
  2. Meningkatkan kemampuan dalam hal administrasi dokumen.
Semua anggota KTL dalam lingkup Kelompok Tani Lewowerang, termasuk pengambil kebijakan, praktisi dan staf bidang manajemen.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGALI KEBUDAYAAN KAMPUNG ADAT ATAKOWA

"BEKU” SANG NAGA LAUT YANG PERKASA (Bagian 1)

PREMANISME POLITIK SEBAGAI KETIDAKDEWASAAN BERPOLITIK